Kalau kamu pernah bertanya-tanya kenapa harga cabai bisa melonjak tajam saat musim hujan, atau kenapa harga tiket pesawat bisa naik saat liburan panjang, jawabannya ada pada dua konsep dasar dalam ekonomi: supply dan demand. Meski terdengar teknis, sebenarnya konsep ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita.
Ketika kamu berbelanja di pasar, membeli makanan di restoran, atau bahkan memesan barang lewat e-commerce, kamu sebenarnya sedang menjadi bagian dari sistem ekonomi yang digerakkan oleh dua kekuatan ini. Supply dan demand adalah fondasi yang menjelaskan bagaimana barang-barang dan jasa berpindah tangan — dari produsen ke konsumen — dan bagaimana harga di pasar ditentukan.
Apa Itu Demand (Permintaan)?
Permintaan atau demand adalah keinginan dan kemampuan konsumen untuk membeli barang atau jasa pada berbagai tingkat harga, dalam periode waktu tertentu. Jadi, bukan cuma soal mau beli, tapi juga harus punya daya beli.
Misalnya, ketika harga daging ayam turun, orang cenderung membeli lebih banyak. Kenapa? Karena dengan harga yang lebih murah, ada lebih banyak orang yang merasa mampu dan tertarik untuk membeli. Nah, di sinilah prinsip permintaan bekerja: semakin rendah harga, semakin tinggi jumlah permintaan, dan sebaliknya. Ini disebut dengan “hukum permintaan”.
Tapi, demand nggak cuma dipengaruhi oleh harga. Ada banyak faktor lain yang memainkan peran penting, seperti:
- Pendapatan konsumen: Kalau pendapatan meningkat, konsumen cenderung membeli lebih banyak barang, bahkan barang yang sebelumnya dianggap bukan kebutuhan utama. Sebaliknya, saat pendapatan turun, mereka akan lebih hemat dan permintaan pun ikut berkurang.
- Selera dan tren: Gaya hidup, preferensi, atau bahkan promosi dari influencer bisa memicu lonjakan permintaan. Misalnya, tren minum kopi susu membuat permintaan terhadap susu dan kopi tertentu meningkat tajam.
- Harga barang substitusi dan komplemen: Jika harga nasi naik, orang bisa beralih ke mie atau roti sebagai alternatif, sehingga permintaan terhadap mie ikut naik. Di sisi lain, jika harga gas melonjak, permintaan kompor gas bisa turun.
- Ekspektasi harga di masa depan: Ketika orang merasa harga akan naik dalam waktu dekat, mereka cenderung membeli lebih awal. Ini bisa mendorong permintaan secara mendadak.
Semua faktor itu membuat demand bukan sesuatu yang statis. Ia bisa berubah-ubah sesuai situasi dan persepsi konsumen. Maka dari itu, penting bagi pelaku usaha untuk memahami psikologi dan perilaku pasar agar bisa menyesuaikan strategi.
Apa Itu Supply (Penawaran)?
Sementara itu, penawaran atau supply adalah jumlah barang atau jasa yang siap dijual oleh produsen pada berbagai tingkat harga, dalam periode tertentu. Intinya, ini tentang seberapa banyak produsen bersedia dan mampu menyediakan produk ke pasar.
Contohnya begini: kalau harga cabe sedang tinggi, petani tentu lebih semangat untuk menanam dan menjual cabe karena untungnya lebih besar. Artinya, semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Ini adalah hukum dasar penawaran.
Namun, seperti halnya permintaan, supply juga tidak hanya dipengaruhi oleh harga. Ada banyak variabel yang bisa mengubah jumlah barang yang tersedia, antara lain:
- Biaya produksi: Ketika harga bahan baku naik, biaya produksi juga naik, dan ini bisa membuat produsen enggan untuk memproduksi dalam jumlah besar karena margin keuntungannya menipis.
- Ketersediaan teknologi: Teknologi yang lebih efisien bisa membuat produksi lebih cepat dan murah, sehingga jumlah barang yang ditawarkan meningkat.
- Kondisi alam: Terutama untuk produk pertanian, cuaca atau bencana alam bisa sangat berpengaruh. Banjir atau kekeringan bisa merusak hasil panen dan mengurangi supply.
- Kebijakan pemerintah: Pajak, subsidi, atau larangan ekspor-impor bisa memengaruhi supply barang di pasar lokal. Misalnya, larangan ekspor beras akan meningkatkan pasokan dalam negeri.
Supply juga bisa bersifat elastis atau tidak elastis, tergantung seberapa cepat produsen bisa menyesuaikan jumlah produksi dengan perubahan harga. Barang-barang seperti elektronik bisa lebih elastis dibandingkan dengan pertanian yang butuh waktu lama untuk panen.
Bagaimana Supply dan Demand Menentukan Harga Pasar?
Sekarang, bayangkan supply dan demand ini seperti dua kekuatan yang tarik-menarik. Di satu sisi, ada konsumen yang ingin membeli barang dengan harga serendah mungkin. Di sisi lain, ada produsen yang ingin menjual dengan harga setinggi mungkin. Titik di mana kedua kekuatan ini seimbang disebut harga keseimbangan atau equilibrium price.
Pada titik ini, jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Tidak ada kelebihan atau kekurangan barang. Proses menuju keseimbangan ini bisa terjadi secara otomatis di pasar bebas. Misalnya, kalau suatu produk terlalu mahal, konsumen akan mengurangi pembelian. Akibatnya, produsen akan memiliki stok berlebih, dan untuk menghabiskan stok itu, mereka menurunkan harga. Proses ini terus berlangsung sampai tercapai harga yang pas bagi kedua belah pihak.
Sebaliknya, jika harga terlalu rendah, pembeli akan memborong, tapi produsen bisa kewalahan atau tidak mau memproduksi lebih banyak karena tidak untung. Akhirnya, terjadi kelangkaan, dan harga naik kembali untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran.
Proses penyesuaian ini adalah alasan mengapa harga di pasar bisa naik-turun, kadang sangat cepat. Ketika supply dan demand tidak seimbang, pasar akan berusaha mencari titik temu baru, dan itulah yang menciptakan dinamika harga.
Contoh Supply dan Demand di Kehidupan Sehari-hari
Ambil contoh harga minyak goreng. Saat ada kebijakan ekspor besar-besaran, pasokan minyak goreng dalam negeri bisa berkurang. Ini membuat supply turun. Sementara permintaan tetap tinggi — orang tetap butuh masak, kan? Akibatnya, harga melonjak. Setelah pemerintah intervensi dan meningkatkan stok, supply naik lagi, harga pun bisa perlahan turun ke titik wajar.
Contoh lainnya bisa kamu lihat saat pandemi. Banyak orang memborong masker dan hand sanitizer. Permintaan naik drastis, sementara supply belum siap. Hasilnya? Harga melejit. Tapi setelah produksi ditingkatkan dan permintaan mulai stabil, harga perlahan kembali turun.
Contoh lain yang juga relevan adalah fenomena tiket konser. Saat penyanyi terkenal mengumumkan konser, permintaan tiket langsung melonjak. Karena jumlah kursi terbatas (supply rendah), harga tiket bisa naik drastis di pasar sekunder. Bahkan ada yang menjual berkali-kali lipat dari harga aslinya. Ini adalah contoh nyata bagaimana supply dan demand bisa membentuk harga yang sangat fluktuatif.
Penutup
Memahami supply dan demand itu penting, apalagi kalau kamu tertarik dengan dunia bisnis, investasi, atau sekadar ingin lebih bijak saat belanja. Konsep ini menjelaskan bagaimana pasar bekerja, dan kenapa harga bisa berubah-ubah. Semakin kamu paham soal ini, semakin mudah juga buat mengambil keputusan ekonomi yang cerdas — baik sebagai konsumen maupun pelaku usaha.
Dengan memahami pergerakan supply dan demand, kamu bisa memprediksi tren harga, membaca peluang, dan bahkan merancang strategi bisnis yang lebih tepat sasaran. Tidak hanya bermanfaat untuk pengusaha atau investor, pengetahuan ini juga membantu kamu sebagai konsumen agar tidak mudah panik atau terbawa arus saat harga suatu barang naik. Kamu bisa lebih rasional dalam menentukan kapan waktu terbaik untuk membeli atau menahan diri.
Jadi, lain kali kalau kamu melihat harga suatu barang naik atau turun, coba deh pikirkan: apakah ini karena permintaan yang berubah, atau karena pasokannya terganggu? Dengan begitu, kamu bisa jadi lebih peka terhadap pergerakan ekonomi di sekitarmu. Dan siapa tahu, kamu juga bisa mulai melihat peluang dari perubahan itu.