BerandaBlogApa itu Hukum Permintaan dan Penawaran?

Apa itu Hukum Permintaan dan Penawaran?

Kamu mungkin pernah melihat harga sayur-mayur di pasar naik drastis setelah musim hujan, atau harga gadget baru yang perlahan turun setelah beberapa bulan dirilis. Fenomena seperti ini bukan sekadar kebetulan atau permainan pedagang semata. Ada mekanisme alami dalam dunia ekonomi yang menjelaskan bagaimana harga-harga terbentuk dan berubah—namanya hukum permintaan dan penawaran.

Meski konsep ini sering terdengar dalam pelajaran ekonomi, sebenarnya hukum permintaan dan penawaran sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari, kamu berperan sebagai pelaku ekonomi—baik sebagai pembeli maupun penjual—yang berinteraksi dalam pasar mengikuti hukum ini.

Apa Itu Permintaan?

Permintaan, dalam ilmu ekonomi, adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa pada berbagai tingkat harga, dan yang paling penting—diiringi dengan kemampuan untuk membayar.

Artinya, meskipun kamu pengen banget beli motor gede, kalau dompetmu belum siap, itu belum bisa dihitung sebagai permintaan dalam arti ekonomi. Nah, yang menarik dari hukum permintaan adalah kecenderungan orang untuk membeli lebih sedikit ketika harga naik, dan sebaliknya membeli lebih banyak saat harga turun.

Contohnya, bayangin kamu suka minum es teh manis. Kalau harga segelas es teh Rp5.000, mungkin kamu bisa beli dua gelas. Tapi kalau tiba-tiba naik jadi Rp10.000, kamu mungkin cuma beli satu atau bahkan nggak beli sama sekali. Itulah yang disebut hukum permintaan: semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah barang yang diminta.

Apa Itu Penawaran?

Sementara itu, penawaran berasal dari sisi penjual atau produsen. Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dijual oleh produsen pada berbagai tingkat harga.

Nah, berbeda dengan permintaan, hukum penawaran justru berjalan sebaliknya. Semakin tinggi harga barang, produsen akan semakin semangat untuk menawarkan barangnya. Kenapa? Karena mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak. Misalnya, kalau harga jual bakso naik dari Rp10.000 jadi Rp15.000, penjual bisa lebih untung, dan mungkin akan menambah jumlah produksi atau bahkan memperluas usaha.

Jadi, hukum penawaran bisa dirangkum seperti ini: semakin tinggi harga, semakin besar jumlah barang yang ditawarkan.

Saat Permintaan dan Penawaran Bertemu: Titik Keseimbangan

Nah, yang menarik dari permintaan dan penawaran adalah bagaimana keduanya saling tarik-menarik dan akhirnya bertemu di suatu titik. Titik ini disebut sebagai titik keseimbangan harga, yaitu titik di mana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Di titik inilah harga pasar terbentuk secara alami.

Bayangin kamu jualan nasi goreng di pasar. Kalau kamu pasang harga terlalu tinggi, pembeli jadi malas beli dan daganganmu sisa banyak. Tapi kalau kamu pasang harga terlalu murah, daganganmu ludes cepat tapi kamu rugi karena nggak nutup modal. Nah, dengan coba-coba dan lihat respons pasar, akhirnya kamu ketemu harga pas yang bikin pembeli senang dan kamu juga untung. Itulah harga keseimbangan.

Kalau permintaan lebih besar daripada penawaran (misalnya ada 100 orang mau beli tapi cuma ada 50 barang), akan terjadi kekurangan barang (shortage). Biasanya hal ini bikin harga naik. Sebaliknya, kalau penawaran lebih besar dari permintaan (misalnya barang numpuk tapi yang beli sedikit), akan terjadi kelebihan barang (surplus), yang bisa bikin harga turun.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Permintaan itu bukan cuma soal suka atau nggak suka. Ada banyak faktor yang bisa mengubah jumlah permintaan di pasar. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Harga barang itu sendiri: Ini faktor utama. Seperti yang sudah dibahas tadi, semakin mahal harga suatu barang, biasanya permintaan akan turun.
  • Pendapatan konsumen: Kalau penghasilan kamu naik, kamu mungkin bakal beli barang-barang yang sebelumnya nggak terjangkau. Misalnya, yang awalnya hanya beli kopi sachet, sekarang beli kopi artisan.
  • Selera atau tren: Kadang orang beli barang bukan karena butuh, tapi karena lagi tren. Misalnya, tren minuman boba yang sempat booming bikin permintaan melonjak tajam.
  • Harga barang substitusi dan komplemen: Kalau harga kopi naik, orang bisa beralih ke teh (substitusi). Atau kalau harga gula naik, permintaan teh manis bisa turun (karena gula dan teh adalah komplemen).
  • Ekspektasi masa depan: Kalau kamu tahu harga minyak goreng bakal naik minggu depan, kamu mungkin akan beli lebih banyak sekarang.
  • Jumlah penduduk: Semakin banyak penduduk di suatu daerah, maka permintaan terhadap barang-barang pokok juga cenderung meningkat.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Dari sisi penjual, keputusan untuk menawarkan barang juga dipengaruhi oleh banyak faktor:

  • Biaya produksi: Kalau biaya bahan baku naik, misalnya karena harga bahan mentah mahal, produsen mungkin mengurangi jumlah barang yang ditawarkan.
  • Teknologi: Kemajuan teknologi bisa bikin produksi lebih efisien, sehingga produsen bisa menawarkan lebih banyak barang dengan biaya yang sama atau lebih rendah.
  • Harga barang lain: Kalau seorang petani bisa menanam jagung atau kedelai, dan harga kedelai naik, dia mungkin akan lebih memilih menanam kedelai dan mengurangi jagung.
  • Ekspektasi harga: Kalau produsen memprediksi harga akan naik di masa depan, mereka bisa menahan stok dan menjual nanti, sehingga penawaran saat ini turun.
  • Kebijakan pemerintah: Pajak, subsidi, atau regulasi lain dari pemerintah bisa memengaruhi biaya produksi dan jumlah barang yang ditawarkan.

Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran

Dalam grafik ekonomi, permintaan dan penawaran biasanya digambarkan dengan kurva. Ketika ada perubahan harga, biasanya kamu hanya akan melihat perpindahan di sepanjang kurva. Tapi kalau ada perubahan faktor lain (misalnya pendapatan, teknologi, dsb.), kurvanya bisa bergeser ke kanan atau ke kiri.

Misalnya, kalau pendapatan masyarakat meningkat, kurva permintaan bisa bergeser ke kanan—artinya permintaan meningkat pada setiap tingkat harga. Sebaliknya, kalau biaya produksi naik karena harga bahan baku mahal, kurva penawaran bisa bergeser ke kiri—artinya produsen menawarkan lebih sedikit barang.

Pergeseran ini penting karena bisa memengaruhi harga dan keseimbangan baru di pasar. Inilah yang bikin pasar itu dinamis, selalu berubah-ubah tergantung kondisi ekonomi, sosial, bahkan politik.

Penutup

Jadi, apa sih intinya dari semua ini? Hukum permintaan dan penawaran adalah dasar dari bagaimana pasar bekerja. Permintaan datang dari konsumen yang ingin beli, penawaran datang dari produsen yang ingin jual, dan harga adalah titik temu dari keduanya.

Faktor-faktor seperti harga, pendapatan, teknologi, dan selera bisa memengaruhi bagaimana kurva permintaan dan penawaran bergerak, yang pada akhirnya membentuk harga-harga yang kamu lihat setiap hari di pasar, toko, atau e-commerce.

Memahami hukum ini bisa bikin kamu lebih bijak saat mengambil keputusan, baik sebagai konsumen maupun produsen. Dan yang pasti, kamu jadi nggak heran lagi kalau tiba-tiba harga naik atau turun—karena sekarang kamu tahu: semua itu punya sebab dan logikanya sendiri.

Baca Juga