BerandaBlogApa Itu Saham Blue Chip?

Apa Itu Saham Blue Chip?

Di tengah ramainya dunia investasi, ada satu istilah yang hampir selalu muncul ketika orang membicarakan saham: blue chip. Nama ini terdengar meyakinkan, seolah menyiratkan kekuatan dan kestabilan. Banyak investor menjadikannya pilihan utama untuk membangun portofolio jangka panjang. Tapi di balik reputasinya yang “aman”, sebenarnya apa sih saham blue chip itu, dan kenapa banyak orang merekomendasikannya untuk pemula?

Apa Itu Saham Blue Chip?

Saham blue chip adalah saham dari perusahaan besar yang sudah punya reputasi bagus, keuangan yang stabil, dan konsisten membagikan dividen. Perusahaan ini biasanya sudah puluhan tahun berdiri dan dikenal luas oleh masyarakat.

Istilah blue chip sendiri awalnya datang dari dunia poker. Dalam permainan itu, chip berwarna biru punya nilai tertinggi dibanding chip warna lain. Nah, di dunia saham, istilah ini digunakan untuk menggambarkan perusahaan yang dianggap “kelas atas” dalam hal kualitas dan kekuatan finansialnya.

Jadi, ketika seseorang bilang dia punya saham blue chip, artinya dia punya saham di perusahaan besar yang dianggap kokoh secara bisnis dan dipercaya investor.

Ciri-Ciri Saham Blue Chip

Ada beberapa karakteristik yang biasanya bikin sebuah saham layak disebut blue chip.

Pertama, perusahaan yang menerbitkan sahamnya adalah perusahaan besar dan mapan. Ukuran ini bisa dilihat dari kapitalisasi pasar (market cap) yang tinggi—biasanya di atas triliunan rupiah—dan usianya yang sudah lama berdiri.

Kedua, perusahaan ini punya kinerja keuangan yang stabil. Kalau kamu lihat laporan keuangannya, pendapatan dan labanya biasanya naik atau setidaknya konsisten dari tahun ke tahun.

Ketiga, reputasinya di pasar sangat baik. Brand-nya dikenal masyarakat, produknya digunakan secara luas, dan punya manajemen yang profesional.

Keempat, mereka hampir selalu membagikan dividen secara rutin. Dividen ini adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham, dan blue chip biasanya cukup royal soal ini.

Terakhir, mayoritas saham blue chip masuk ke indeks bergengsi di Bursa Efek Indonesia, seperti LQ45 atau IDX30. Indeks ini berisi saham-saham pilihan yang dinilai likuid dan memiliki kapitalisasi besar.

Kenapa Saham Blue Chip Dianggap Relatif Aman?

Banyak investor memandang saham blue chip sebagai “pelabuhan aman” di dunia pasar modal. Alasannya cukup logis.

Perusahaan besar dengan kondisi keuangan yang sehat biasanya lebih tahan dalam menghadapi badai ekonomi. Saat krisis, mereka mungkin tetap terdampak, tapi dampaknya sering lebih kecil dibanding perusahaan kecil.

Selain itu, likuiditasnya tinggi. Artinya, kamu nggak akan kesulitan menjual saham ini karena banyak orang yang mau membelinya.

Manajemen perusahaannya juga biasanya profesional dan punya strategi jangka panjang, sehingga risiko kesalahan fatal relatif kecil. Ditambah lagi, dividen yang rutin bisa menjadi pemasukan pasif bagi investor—semacam bonus tahunan yang lumayan menyenangkan.

Contoh Saham Blue Chip di Indonesia

Kalau di Indonesia, ada beberapa nama besar yang hampir selalu masuk daftar saham blue chip. Misalnya, di sektor perbankan ada Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Mandiri (BMRI).

Di sektor konsumsi, kita punya Unilever Indonesia (UNVR) yang produknya mungkin ada di rumah kamu sekarang, atau Indofood CBP (ICBP) yang mie instannya jadi favorit sejuta umat.

Sektor telekomunikasi punya Telkom Indonesia (TLKM) yang layanannya dipakai jutaan orang. Sektor energi dan infrastruktur juga punya beberapa kandidat, misalnya Pertamina Geothermal Energy (PGEO) atau Adaro Energy (ADRO), tergantung kondisi pasar.

Tapi ingat, daftar ini bukan paten. Komposisi saham blue chip bisa berubah seiring perkembangan bisnis dan kondisi pasar.

Kelebihan Saham Blue Chip

Keunggulan utama saham blue chip adalah stabilitasnya. Kalau kamu nggak suka deg-degan melihat harga saham naik-turun drastis tiap hari, saham jenis ini cenderung lebih tenang.

Dividen yang konsisten juga jadi daya tarik. Buat investor jangka panjang, dividen bisa menjadi pemasukan yang lumayan. Bahkan ada yang hidup dari dividen saja karena punya banyak saham blue chip.

Likuiditas tinggi juga bikin investor nyaman. Mau beli? Mudah. Mau jual? Cepat. Tidak seperti saham-saham kecil yang kadang susah cari pembeli.

Kekurangan Saham Blue Chip

Meski aman, bukan berarti tanpa kekurangan. Pertumbuhan harga saham blue chip biasanya lambat. Kalau kamu mencari keuntungan cepat dari lonjakan harga, saham ini mungkin terasa “kurang greget”.

Selain itu, modal yang dibutuhkan bisa lebih besar. Misalnya, harga per lembar saham BBCA sudah cukup tinggi, jadi untuk beli dalam jumlah banyak butuh dana besar.

Dan tentu saja, blue chip juga tetap bisa turun. Saat krisis besar atau ada masalah internal, harganya bisa jatuh, walau kemungkinan pulihnya lebih besar dibanding perusahaan kecil.

Cara Memulai Investasi Saham Blue Chip untuk Pemula

Kalau kamu tertarik untuk membelinya, langkah pertama adalah melakukan riset. Lihat laporan keuangan, berita terkait perusahaan, dan tren industrinya.

Selanjutnya, pilih sekuritas resmi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sekarang banyak aplikasi yang memudahkan pembelian saham langsung dari ponsel.

Mulailah dari jumlah kecil. Nggak perlu langsung beli banyak—yang penting paham dulu cara kerjanya. Fokuslah pada tujuan jangka panjang. Saham blue chip bukan untuk trading harian yang mengandalkan fluktuasi cepat.

Dan yang nggak kalah penting: jangan taruh semua uang di satu saham. Diversifikasi portofolio tetap penting, bahkan kalau semua saham yang kamu beli adalah blue chip.

Penutup

Investasi saham itu ibarat menanam pohon. Saham blue chip bisa diibaratkan sebagai pohon besar yang akarnya sudah kuat dan batangnya kokoh. Memang butuh waktu untuk melihat buahnya lebat, tapi selama kamu sabar merawatnya, hasilnya bisa dinikmati dalam jangka panjang.

Jadi, kalau kamu baru mulai melangkah di dunia investasi, jangan buru-buru mengejar yang “cepat panen” tapi penuh risiko. Mulailah dari saham-saham yang teruji seperti blue chip, pelajari pola pertumbuhannya, nikmati prosesnya, dan biarkan waktulah yang bekerja untukmu.

Karena dalam investasi, justru mereka yang tenang dan konsistenlah yang sering menang.

Baca Juga